
Babak final Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (POMNAS) 2025 cabang olahraga Taekwondo kelas Poomsae akhirnya rampung digelar di GOR Satria, Semarang, Jawa Tengah. Laga yang menampilkan teknik, presisi, dan seni gerak ini menghadirkan pertarungan sengit antarprovinsi. Hasil akhir menempatkan Yogyakarta sebagai peraih emas, disusul Jawa Barat dengan medali perak, sementara Jawa Tengah dan Jawa Timur harus puas berbagi posisi di podium perunggu. Atmosfer GOR Satria pecah ketika para atlet menampilkan performa terbaik mereka demi mengharumkan nama kampus dan daerah masing-masing.
Nama Syarif Hidayatullah, mahasiswa STAI Nurul Iman Bogor, menjadi sorotan utama di laga ini. Turun mewakili kontingen Jawa Barat, ia sukses mengamankan medali perak sekaligus menambah panjang daftar prestasi pribadinya di level nasional. Atlet binaan Pelatnas Taekwondo Indonesia itu memang dikenal sebagai spesialis Poomsae yang kerap menyumbangkan medali pada berbagai kejuaraan nasional dan internasional. Raihan di POMNAS kali ini semakin mengukuhkan reputasinya sebagai salah satu talenta muda Taekwondo terbaik yang dimiliki Indonesia. Tak heran, sorak tepuk tangan penonton di GOR Satria turut menyertai langkahnya naik podium.
Bagi STAI Nurul Iman Bogor, prestasi ini bukan hanya soal olahraga, melainkan juga hadiah besar di tengah-tengah kesibukan kampus mempersiapkan akreditasi Program Studi Hukum Keluarga Islam (HKI). Syarif, yang kini tercatat sebagai mahasiswa semester akhir, membawa harum nama kampus berbasis pesantren tersebut di kancah olahraga nasional. Momentum ini menjadi bukti bahwa perguruan tinggi Islam pun mampu melahirkan atlet berkelas, yang mampu bersaing dengan perguruan tinggi negeri besar lainnya. Pencapaian ini pun disebut sebagai simbol keseimbangan antara kecemerlangan akademik dan prestasi non-akademik.
Menurut catatan panitia, POMNAS 2025 di Jawa Tengah menghadirkan lebih dari 15 cabang olahraga dengan ratusan atlet mahasiswa dari berbagai provinsi. (Data detail jumlah cabor dan jadwal pelaksanaan belum terkonfirmasi resmi, namun diperkirakan berlangsung sepanjang September 2025). Kejuaraan bergengsi dua tahunan ini selalu menjadi ajang pembuktian bagi para atlet muda, sekaligus arena pencarian bakat baru untuk dibina di tingkat nasional. Dengan atmosfer kompetisi yang ketat, Jawa Tengah sebagai tuan rumah berhasil menyajikan pesta olahraga mahasiswa dengan standar penyelenggaraan yang rapi dan meriah.
Hingga berita ini diturunkan, STAI Nurul Iman (STAINI) yang berada di bawah naungan Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman kembali membuktikan diri sebagai kawah candradimuka bagi atlet Taekwondo berprestasi. Kampus yang mengusung harmoni antara pendidikan agama, akademik, dan olahraga ini memang dikenal kerap melahirkan talenta Taekwondo yang mampu menorehkan prestasi di level nasional maupun internasional. Rekam jejak panjang STAINI di dunia olahraga membuktikan bahwa pembinaan atlet di lingkungan pesantren tidak kalah dari perguruan tinggi besar lainnya. Dukungan penuh dari pesantren, pelatih, hingga komunitas alumni menjadi faktor penting lahirnya para juara. Tak heran jika medali perak Syarif Hidayatullah di POMNAS 2025 ini turut menambah daftar panjang tradisi prestasi emas STAINI.
Usai pertandingan, Syarif memberikan komentar yang menyentuh hati. “Saya meminta maaf karena belum bisa mempersembahkan medali emas untuk Jawa Barat dan STAI Nurul Iman. Namun saya berharap capaian ini bisa menginspirasi teman-teman, baik sebagai santri maupun mahasiswa aktif, bahwa kerja keras tidak pernah sia-sia. Ke depan saya akan berlatih lebih giat lagi demi meraih hasil terbaik di ajang berikutnya. Terima kasih atas doa dan dukungan dari keluarga besar Al-Ashriyyah Nurul Iman. Medali ini saya persembahkan untuk kampus, pesantren, dan orang tua yang selalu mendukung,” ujarnya dengan penuh rasa syukur.
By: Fariz Hazirin
Publisher: Khoerul