Tingkatkan Moderasi Beragama dan sindikasi media PTKI, LPM Lipendik STAI Nurul Iman hadiri Kopdar Kemenag RI

WhatsApp Image 2023-11-11 at 08.45.36

Tangerang – STAI Nurul Iman News | Demi memperkuat tata kelola dan sindikasi media Pers Mahasiswa Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI), Direktorat Jenderal (Dirjen) Pendidikan Islam Kementrian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) menggelar acara untuk melangsungkan kopi darat (Kopdar).

WhatsApp Image 2023-11-11 at 08.45.35Kopdar Pengelola Media Pers Mahasiswa PTKI berlangsung selama tiga hari, dimulai dari Senin, 6 November 2023, hingga Rabu, 8 November 2023 dengan mengundang sejumlah 52 Pers Mahasiswa dari PTKI seluruh Indonesia di Hotel Santika Premiere Tangerang Selatan, Banten.

Kegiatan yang mengusung tema “Membangun Sindikasi Media Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI)”, acara ini menjadi wadah bagi mahasiswa untuk memahami bagaimana media dapat menjadi komunikator, agen perubahan, dan sarana interaksi dalam mempromosikan moderasi beragama.

Dalam serangkain kegiatan yang penuh antusias ini terdapat beberapa materi yang disampaikan diantaranya:

  1. Membangun sindikasi Media di Lingkungan PTKI
  2. Pengarusutamaan Moderasi Beragama pada Lembaga Pers PTKI
  3. Strategi Membangun Sindikasi Media PTKI
  4. Menentukan Angel Penulisan
  5. Mengelola Naskah Ilmiah-Populer Karya Akademik
  6. Pengelolaan Manajemen Konten Media Sosial

Menurut Kepala Subdirektorat Sarana dan Prasarana (Kasubdit Sarpras) dan Kemahasiswaan Bapak Nur Shoib, SH., MH mengatakan acara ini bertujuan untuk membangun sindikasi atau persekutuan  media di lingkungan PTKI.

“Membangun sindikasi media adalah peranan penting dalam upaya penguatan moderasi beragama. Media bukan hanya sekedar penyampaian berita, tetapi juga memiliki peran krusial sebagai agen perubahan dan sarana interaksi.” Ujarnya.

Di tempat yang sama Wibowo Prasetyo (Stafsus Kementerian Agama Bidang Media & Komunikasi Publik) menyampaikan harapan kepada Mahasiwa Pers lembaga PTKI untuk  dapat memperkuat tata kelola media agar terindikasi dengan baik. Bukan sekedar menjadi lembaga yang mencerdaskan dan membangun nalar kritis mahasiswa melalui tulisan. Tetapi juga mampu membangun iklim demokrasi kampus, menjadi pers yang professional, sebagai control social dan pengerak kebaikan dalam moderasi beragama.

Seiring dengan perkembangan digital yang semakin mudah diakses, generasi muda dihadapkan pada tantangan dalam memilah dan memilih informasi yang benar. Dalam era digital ini, penting untuk melawan penyebaran berita palsu (hoax) dan ideologi radikal. Salah satu faktor yang dikemukakan adalah kurangnya pengetahuan dan pemahaman yang kuat tentang kebangsaan dan keagamaan.

Wibowo juga mengajarkan bahwa jangan terlalu mudah menerima berita hoax.

 

“Sebaiknya mahasiswa dan anak muda sekarang jangan malas untuk mencari validasi dan memverifikasi suatu berita, jangan mudah termakan berita bohong,” tegas Wibowo.

Ia berharap, awal proses kegiatan ini membutuhkan sindikasi media terkhususnya moderasi agama, karena pers adalah empat pilar di moderasi beragama. “Semoga ekspektasi bagi kita semua, bisa memberikan dedikasi yang baik di klayak ramai,” harapnya.

Red. Abdurrohman Awalul

POLITIK IDENTITAS

Seminar bersama Wakil MPR RI

Nasionalisme dan Agama
Seminar Nasional Bersama Wakil Ketua MPR RI

STAINI News.- Yayasan Al Ashriyyah Nurul Iman Islamic Boarding School kembali di hadiri oleh tamu besar dari Wakil Ketua MPR RI, Dr. H. M Hidayat Nur Wahid, MA. dalam rangka Seminar Nasional dengan tema Politik Identitas : Nasionalisme dan Agama di masjid Toha. Selasa, 07/11/23

Seminar bersama Wakil MPR RIDr. H. M Hidayat Nur Wahid, MA. mengatakan sudah semestinya pondok pesantren melanjutkan peran mensejarah, membuka diri, berkolaborasi membangun umat dan negeri, sehingga tidak anti politik, bahkan bisa mencerahkan demokrasi. Beliau juga menyebutkan keterlibatan pondok pesantren dalam urusan politik akan membawa demokrasi bangsa Indonesia menjadi lebih beridentitas yang bermanfaat dan bermartabat, melalui visi dan misi pesantren yg hadirkan Islam rahmatan lil alamin.

Kunjungan ini bukan pertama kalinya bagi Dr. H. M Hidayat Nur Wahid, MA. Sebelumnya, pada tahun 2007 beliau pernah berkunjung ke pondok dan bertemu dengan guru besar Yayasan Al Ashriyyah Nurul Iman Islamic Boarding School sekaligus pendiri Yayasan yakni Sayyiduna Syaikh Al ‘Alim Al ‘Allamah Al ‘Arif Billah Al Habib Saggaf Bin Mahdi Bin Syaikh Abu Bakar BIn Salim.

Bagi beliau tanpa identitas itu bagaimana bisa para Kiai mengajak santri dan umat Islam lainnya berjihad membebaskan Indonesia merdeka dari penjajahan Belanda, seperti para ulama terdahulu yang menyepakati dasar negara adalah Pancasila, melalui tokoh Partai Islam Masyumi; M Natsir, Indonesia juga kembali menjadi NKRI.

Dalam Sila I Pancasila, disebut Ketuhanan yang Maha Esa. “Itu juga identitas yang menegaskan bangsa Indonesia adalah bangsa yang beragama/bertuhan bukan bangsa komunis, ateis, liberalis,” tuturnya.

Beliau juga menuturkan, politik identitas bagi rakyat Indonesia hanyalah Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.
Partai beridentitas Islam adalah sah baik secara sejarah maupun legal secara aturan konstitusi/hukum. “Beda dengan komunisme, atheisme, separatisme, dan LGBT, yang jelas-jelas tidak sesuai dengan Pancasila dan Konstitusi,” tegasnya. Partai politik yang beridentitas akan menghadirkan sikap cinta bangsa, rahmatan lil alamin, melakukan edukasi politik, menyerap aspirasi rakyat, yang kemudian memperjuangkan di DPR. “Politik yang beridentitas baik dan benar, akan membawa umat dan rakyat pada suasana politik yang luber jurdil, tidak menyebar fitnah, anti hoax. Sehingga hasilnya akan membawa kepada realisasi tujuan Proklamasi dan Reformasi,” pungkasnya.